Selain
pengetahuan yang mereka miliki keterampilan pun mereka dapatkan, dan perlu
adanya pengembangan. Saya pikir setelah lulus mereka perlu untuk melanjutkan ke
jenjang SMK. Karena kejuruan lebih siap untuk merebut peluang persaingan di
masyarakat. Apakah itu sebelum lulus sekolah maupun setelah lulus dari
sekolahnya. Saya tidak berniat membanding-bandingkan tetapi lihat saja di
masyarakat. Banyak anak luluasan SMA yang jika tidak hoki (beruntung) sama
sekali maka tidak ada keahlian yang bisa ia tawarkan atau kerjakan secara
mandiri. Artinya belum adanya pengetahuan keterampilan untuk mereka di
masyarakat.
Banyak Isu
perdagangan bebas dan pasar bebas sudah mewanti-wanti lulusan sekolah. Jika
siswa dibiarkan berkutat dengan pelajaran, kejar-mengejar mendapatkan nilai
tanpa diajak atau dilatih keterampilan maka hanya satu harapan yang dimiliki
oleh anak SMA yaitu meneruskan sekolah ke perguruan tinggi yang ujung-ujungnya
juga meluluskan dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Itupun jika orang tuanya
punya biaya lebih, hoki dan otak dengan IQ tinggi. Lalu Bagaimana dengan siswa yang lainnya?
Seandainya semua
sekolah itu SMK. Tidak ada maksud saya untuk membeda-bedakan anak SMA dan SMK.
Tidak ada maksud pula untuk menggurui sesama. Tapi saya hanya punya pandangan
saja menurut pengalaman yang ada. Seandainya semua sekolah seperti SMK. Pastinya
diharapkan banyak generasi yang terus berkreasi baik setelah lulus sekolah atau
sambil menuntut ilmu di perguruan tinggi. Menjadi mahasiswa mandiri. Dan
kemandirian itu didapatkan dari pembelajaran keterampilan di sekolah asalnya.
Sekolah SMK tidak
hanya menjuruskan keahlian teknik mesin, otomotif, akuntansi, perhotelan,
asministrasi perkantoran, pemasaran, komunikasi komputer dan hal lain
sebagainya yang masih kita temui di sekolah. Tetapi kejuruan lain dibidang lain
seperti Sekolah jurnalistik, Sekolah pertanian, Sekolah kesehatan, Sekolah
kelautan, sekolah pendidikan militer, Sekolah pendidikan agama (pesantren) dan
lain-lain sebagainya dimana lembaganya jelas goal-nya seperti apa. Yaitu
menciptakan dan mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di masyarakat.
Saya tidak mau membawa pengaruh buruk dengan tulisan
ini. saya tidak mau dibilang mengunggulkan salah satu sekolah. Tidak
demikian, yang saya maksud disini adalah keprihatianan kami selaku
generasi muda. Yang masih harus mencari keterampilan baru setelah lulus
sekolah. Entah dengan cara apa saya melisankannya. Saya bukan ahli dalam
berbicara. Tetapi hanya ini yang bisa saya ungkapkan.
Solusi yang bisa saya tawarkan setelah anak melanjutkan ke SMA atau SMK nanti adalah mengembangkan mata
pelajaran kewirausahaan sejak dini, tidak hanya sekali tetapi berulang
kali. Kalau bisa diadakan rutinan semacam ekstra kuikuler pelatihan
kewirausahaan. Sebagaimana yang kita tahu jika tujuh dari 10 pintu
rezeki diantaranya adalah dengan berdagang, berniaga dan berwirausaha.
Mungkin saya yang salah, jika selama menuntut ilmu saya
baru mendapatkan pelajaran kewirausahaan saat duduk di tingkat akhir
perguruan tinggi. Saya merasa begitu banyak manfaat yang dapat saya
kembangkan. Saya bisa mengetahui bermacam-macam jenis pekerjaan dan
memulai usaha secara mandiri. Yang tidak saya temui dimata kuliah
manapun. Saya akhirnya tahu bagaimana cara mendapatkan uang tambahan,
sekedar menambah uang jajan, beli buku pelajaran, bayar warnet, bayar
fotocopy-an atau diinvestasikan di bank atau diinvestakan sebagai modal
untuk memulai rintisan usaha sejak dini.
Besar sekali manfaat yang saya dapatkan dari dua SKS
kewirausahaan yang saya dapatkan. Andai saja motivasi kewirausahaan ini
ada saat awal pekuliahan tingkat pertama, kedua dan ketiga. Atau saat
saya sekolah tingkat pertama dan SMA. Mungkin saya tidak terlalu
membebani orng tua dalam menghabiskan dana kuliah. Setidaknya itu yang
bisa saya pikirkan mengenai sistem pendidikan kita. Tujuan
pendidikan itu apa sebenarnya? Mendidik anak agar luus dengan IQ atau IP
tertinggi? Berlomba-lomba mendapat NEM teringgi? Yang pada akhirnya
setelah lulus mereka membutuhkan keterampilan dalam hidupnya. Memanage
diri, mengatur waktu dan mengelola keuangan.
Dan mengenai kewirausahaan ini banyak macamnya. Setiap
pelajaran bisa kita arahkan untuk bisa dimanfaatkan dalam bidang
kehidupan. Diantaranya berwirasusaha. Matematika, bagaimana apliskasi
matematika untuk wirausaha? Bahasa Indonesia apa yang bisa diaplikasikan
dalam menciptakan kewirausahaan? Bahasa Inggris apa yang bisa
diaplikasikan? Biologi apa saja yang bisa kita kembangkan? Dan mata
pelajaran lain.
Bukankan dalam
RPP juga ada silabus yang mengarahkan agar diaplikasikan pada kehidupan
sehari-hari? Saya harap aplikasinya sangat bermanfaat khususnya dapat dijadikan
keterampilan hidup yang dapat menghidupi anak jika menguasai materi tesebut.
Inilah macam ilmu yang bermanfaat.
Sebagai calom pendidik rasanya saya mempunyai kewajiban
agar anak didik saya nanti bisa mandiri sekalipun dia masih duduk di SMP, SMA maupun SD. Karena kemandirian sejak dini bisa memudahkan mereka
dalan menghadapi persaingan hidup dan kerja di masyarakat. Dan akhirnya harapan ini akan terjadi jika semua pihak bisa saling membersamai
Post a Comment